Pentingnya Pendidikan Seni Bagi Anak
Jakarta, Selama ini orangtua hanya terpaku
pada pendidikan formal seperti sekolah untuk kemampuan baca, tulis dan hitung
(calistung) anak. Padahal pendidikan seni seperti menari, musik dan drama juga
baik untuk perkembangan otak.
Ahli
pendidikan menyarankan orangtua untuk mulai melibatkan anaknya dalam kegiatan
seni sejak dini. Peneliti menuturkan ada alasan yang bisa dipercaya bahwa musik
dapat merangsang otak bayi, tari membantu mengembangkan keterampilan motorik
anak dan drama mengajarkan tentang emosi dan pemecahan masalah.
Dalam
laporan Departemen Pendidikan AS tahun 1998 diketahui bahwa anak-anak
prasekolah yang diberikan pelajaran bermain keyboard memiliki nilai lebih
tinggi dalam tes untuk mengukur penalaran spasial.
"Seni
adalah alat berpikir, cara anak-anak untuk berkomunikasi mengenai pemahaman dan
kesalahpahaman. Tujuan dari seni tidak hanya sebatas pada kreativitas dan
imajinasi," ujar Margie Carter, seorang spesialis pendidikan anak usia
dini, seperti dikutip dari Parentmap, Rabu (29/9/2010).
Rachel Glass
dari West Seattle YMCA menuturkan bahwa seni adalah komponen penting untuk
menuju kesiapan sekolah seorang anak. Sekolah lebih banyak mengajarkan tentang
membaca, menulis dan berhitung, tapi seni lebih memberikan kontribusi dalam
memberdayakan kemampuan si kecil dan juga mengembangkan perkembangan otaknya.
"Misalnya
menggambar dapat membantu perkembangan emosional, sehingga anak bisa memahami
apa yang bisa membuatnya merasa senang, sedih atau takut. Sedangkan drama bisa
membantu anak belajar tentang pengendalian diri dan empati. Ini adalah cara
untuk memecahkan masalah, belajar menghadapi frustasi dan situasi sosial,"
ungkap Glass.
Drama dan
dongeng adalah cara yang baik untuk membantu meningkatkan kosakata anak dan
belajar musik juga bisa berfungsi sebagai bahasa dan kendaraan belajar bagi
anak-anak. Hal ini karena anak-anak akan merespons musik secara alami, ia dapat
bergerak, membuat nada-nada sendiri dan belajar lebih mudah.
Musik, drama
dan tari akan memberikan wawasan dan membantu cara berpikir anak. Karena itu
tak ada salahnya untuk memberikan les musik, tari atau drama pada anak sejak
masih kecil. (Vera Farah Bararah)
Melihat perkembangan pendidikan di zaman
sekarang, terlihat masih menyorot sebuah disiplin ilmu dalam konteks
separo-separo. Tidak mengkaji ilmu tersebut secara detail atau dapat
dikatakan pada keadaan yang sedalam-dalamnya. Layaknya seorang filsafat
dalam mengkaji ontologi, epistemologi, dan aksiologi sebuah ilmu. Begitu dalam
kajian sebuah filsafat sampai ke akar-akar permasalahan.
Bila di lihat salah satu disiplin ilmu,
seperti bidang pendidikan seni musik, sangat banyak makna yang terkandung di
dalamnya. Tetapi hal ini jarang sekali menjadi fokus dalam proses
pembelajaran mulai dari TK, Sekolah Dasar, SMP, SMU, bahkan sampai perguruan tinggi.
Sesuai dengan pengertian seni musik – ungkapan perasaan dan fikiran manusia
yang dituangkan ke dalam bentuk karya musik dengan memanfaatkan setiap
unsur-unsur musik itu sendiri yang mengandung nilai estetika (keindahan), hal
ini dapat memberikan clue bahwa ungkapan pikiran yang didasarkan
kepada imajinasi manusia dalam kepekaannya dalam menyikapi segala permasalahan
dunia akan membuahkan suatu pikiran yang akan disampaikan ke dalam sebuah
penciptaan sebuah karya musik.
Karya musik tersebut sudah barang tentu
mempunyai visi dan misi (pesan) tertentu yang akan disampaikan pada penikmatnya
dan mempunyai makna yang dapat diambil oleh penikmat musik.
Sejalan dengan pernyataan di atas, dikemukakan
fungsi seni musik, yakni untuk mengembangkan kepribadian, membuat selaras
dengan lingkungan, alam dan budaya bangsa, menjadikan seni musik musik sebagai
salah bidang yang penting dan diberikan perhatian yang cukup.Apabila hal ini
tidak terlaksana dengan baik, maka dapat dikatakan seseorang itu dalam keadaan
“hampa”. Untuk itu diperlukan adanya perbaikan dan peningkatan
pembelajaran seni musik di sekolah sampai perguruan tinggi agar kemampuan untuk
merasakan (sensitivitas) terhadap segala sesuatu dapat ditumbuhkan.
Sebuah ungkapan minangkabau menyarakan bahwa,”tau raso jo pareso”, maksudnya
sebagai manusia memiliki kepekaan yang sangat tinggi.
Apresiasi dan ekspresi seni musik dapat dilakukan
dengan memberikan pemahama tentang makna atau pesan yang terdapat pada lagu,
sehingga ketiga domain dalam pembelajaran (kognitf, afektif, dan psikomotor)
dapat terlaksana. Hal ini dapat dicontohkan dengan memahami makna/pesan yang
terdapat pada sebuah lagu. Makna yang terdapat pada karya musik
itu terbagi kepada (1) makna tersurat, (2) makna tersirat, dan (3)
makna tersorot. Makna ”tersurat” dapat diartikan dengan makna
yang dapat diambil dari apa saja yang tertulis, makna “tersirat” adalah
makna konotasi/kiasan yang terdapat dalam sebuah karya musik, sedangkan
makna “tersorot” mengandung makna yang secara mudah dapat diambil dari sebuah
karya ataupun pertunjukkan musik.
Pesan yang terdapat pada sebuah karya musik dapat
diketahui dengan cara menginterpretasikan karya musik tersebut. Misalnya pesan
yang terdapat dalam lagu Pasan Buruang. Dengan mudah kita bisa
menginterpretasikan pesan yang terdapat pada lirik lagu tersebut diantaranya “Usah
tabang sumbarang tabang, jikok lai takuik datang galodo, urang kampuang sawah
jo ladang nan taniayo”. Lirik tersebut jika diartikan ke dalam Bahasa
Indonesia berbunyi ” Jangan di tebang sembarang tebang, kalau takut akan
datangnya bahaya erosi, orang kampung sawah dan ladangnya akan teraniaya”.
Dengan kata lain pesan yang terdapat pada lirik lagu tersebut memberitahukan
kepada pendengarnya untuk tidak melakukan penebangan hutan secara sembarangan sebab
itu akan mengakibatkan terganggunya kehidupan para petani.
Penginterpretasian sebuah karya musik tidaklah
mudah dilakukan, kecuali seseorang telah mempunyai dasar (basic) musik dan
mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam musik itu sendiri. Melihat pada
pengalaman pembelajaran Pend. Seni Musik yang diberikan pada jenjang Sekolah
Dasar belum mengacu kepada penginterpretasian sebuah karya musik. Dan baru
berada pada pengenalan unsur-unsur musik secara sederhana serta lebih
mengutamakan hiburannya dibanding isi yang terdapat dalam karya musik itu
sendiri. Apalagi guru-guru yang membelajarkan Pend. Seni musik pada umumnya
tidak mengerti sama sekali tentang musik. Bagaimana mereka membelajarkannya?
Disamping itu guru-guru tersebut tidak berusaha untuk lebih memahami musik itu
dari segi isi, makna dan pesan yang terdapat dalam musik itu sendiri.
Pendidikan seni musik berarti mempelajari dan
menganalisa unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah karya musik serta
mencari makna atau pun pesan yang disampaikan oleh musik itu sendiri.
Musik bukan hanya sekedar hiburan yang semata-mata hanya mengisi relung hati
penikmatnya tetapi lebih dari itu. Namun bila ditinjau dari segi penciptaan
sebuah karya musik seperti lagu Pasan Buruan yang dijelaskan di atas, sangatlah
mudah untuk dipahami secara tersurat, karena dilihat dari segi bahasa
penyampaiannya tidak sulit untuk diketahui.
Dengan mengetahui isi, makna, serta pesan yang
terdapat pada karya musik akan memudahkan guru dalam membelajarkan dan
mengaitkannya dengan mata pelajaran lain. Sehingga pend. seni musik dapar
berjalan dan dibelajarkan untuk memupuk kepekaan, kreativitas, imajinasi
peserta didik. Mereka juga dapat mempelajari bidang lain lewat pend. seni
musik. Jadi musik itu bukan hanya sebatas hiburan belaka.